fbpx

HR Wajib Hindari Ini: 6 Bias Dalam Proses Perekrutan

Bagikan artikel ini

jenis-bias-dalam-proses-rekrutmen

Para HR, Anda pasti setidaknya sudah pernah mendengar hiring bias dalam suatu proses rekrutmen. Ya, istilah ini tengah menjadi perbincangan dan sorotan utama dimana sepatutnya para HR diluar sana menghindari hal ini ketika akan menjalankan proses rekrutmen.  

Bias ini bisa dibilang merupakan bagian dari sifat alami manusia. Hal ini pun turut serta menjelma ke dalam ranah pekerjaan yaitu proses perekrutan tenaga kerja. Ini terbukti dengan banyaknya penelitian yang menunjukkan bahwa proses perekrutan kini cenderung bias dan bersifat tidak adil. Dari segi apa kita bisa menilai bahwa proses perekrutan itu menganut hiring bias? Secara tidak langsung tanpa Anda sadari merasuki penilaian Anda terhadap orang lain. Dengan begitu, ini berimbas pada keputusan yang lebih memihak pada satu orang sehingga merugikan yang lain. Rasisme yang Anda lakukan tanpa disadari, sikap diskriminatif terhadap usia seseorang, dan seksisme berperan besar untuk menentukan kandidat yang akan dipekerjakan. 

Tapi, apakah Anda sebagai HR akan terus menerus melakukan hiring bias ini? Anda sebagai HR tidak dianjurkan untuk menggunakan proses rekrutmen yang seperti ini karena 100% akan merugikan perusahaan dan mengingat Anda sebagai HR juga bekerja di perusahaan orang sehingga Anda harus bersikap adil dan mengurangi bias dalam proses merekrut kandidat. 

Bagaimana caranya? SmartPresence akan memaparkan di artikel ini!

Definisi Hiring Bias 

Bias dalam proses rekrutmen adalah pendapat atau perasaan rekruter terhadap kandidat yang muncul ketika akan memutuskan apakah kandidat tersebut memenuhi syarat menjadi pekerja atau tidak. Bias ini biasanya dipengaruhi oleh persepsi, pendapat, prasangka, atau perasaan perekrut. Prasangka ini datang dan muncul ke dalam otak perekrut dengan didasari oleh apapun, misalnya saja pakaian yang dikenakan, latar belakang pendidikan hingga lingkungan tempat mereka tinggal. Artinya, perekrut yang melakukan hiring bias ini mengambil jalan pintas dalam membuat keputusan tanpa ada kejelasan akan alasan dari pemikiran tersebut atau singkatnya asumsi yang keliru. Dengan begitu, secara tidak langsung HR mungkin saja berpotensi besar untuk kehilangan kandidat potensial hanya karena penilaian subjektif. 

Lalu, bagaimana sebagai HR dapat memahami apakah Anda melakukan hiring bias dan apa yang bisa dilakukan untuk menghindarinya di proses rekrutmen selanjutnya? Simak penjelasannya berikut ini. 

Baca Selengkapnya :   Ini Dia Daftar Gaji Pokok PNS 2020

Macam-Macam Hiring Bias 

Ada bermacam-macam jenis hiring bias, namun dibawah ini merupakan bias yang seringkali muncul dalam proses rekrutmen: 

1. Confirmation Bias 
Bias ini biasanya membuat Anda berasumsi terlebih dahulu terhadap kandidat yang kemudian Anda akan bertanya beberapa hal yang tidak ada kaitannya dengan posisi yang dilamar. Jadi, bias ini memungkinkan Anda sebagai HR membuat keputusan dan penilaian dengan cepat berdasarkan dukungan pandangan atau keputusan awal Anda, sambil mengabaikan informasi yang dapat menentang pandangan Anda. Bias ini seringkali terjadi sebelum interview berlangsung, yang artinya asumsi tercipta melalui penglihatan CV saja. 

2. Expectation Anchor 
Anda pernah membuat keputusan hanya karena informasi tertentu dari kandidat? Jika pernah, artinya Anda pernah melakukan hiring bias ini, Bias ini merasuki otak Anda untuk berpikir tidak ada kandidat lain yang cocok mengisi kekosongan posisi yang ada karena hanya berfokus pada satu kandidat saja. Anda juga berekspektasi lebih bahwa hanya satu kandidat itu saja yang cocok untuk masuk ke dalam lowongan tersebut. 

Bias ini lebih menitikberatkan fokusnya pada ekspektasi yang dibentuk sebelum keputusan dibuat atau mengevaluasi suatu situasi. Ketika Anda sudah berekspektasi untuk suatu hal yang terkait dengan nilai atau hasil, Anda cenderung menggunakan ekspektasi sebagai titik referensi atau “anchor” dalam mengevaluasi informasi baru. 

3. Horn Effect 
Bias yang satu ini menjadi bias yang kerap kali terjadi dimana HR hanya fokus dengan satu kelemahan yang dimiliki oleh kandidat. Dengan begitu, ketika menemukan kandidat dengan keahlian yang kurang dalam satu hal, Anda cenderung berpikir kekurangan ini mempengaruhi seluruh kemampuannya. Alhasil, Anda secara otomatis mencoret namanya dari daftar kandidat ideal, padahal satu kekurangan yang dimiliki bukan berarti keahliannya menjadi terpengaruh. Kelemahan bisa diasah dan dipertajam dalam kegiatan pelatihan perusahaan, jadi kelemahan itu nantinya menjadi seimbang dengan keseluruhan kemampuan kandidat. 

4. Overconfidence Bias 
Sesuai dengan namanya, hiring bias ini membuat HR terlalu percaya diri dalam memilih kandidat tanpa mempertimbangkan CV dan pengalaman kandidat. Anda seakan-akan menganggap data CV atau pengalaman mereka sebagai hal yang tidak penting untuk dipertimbangkan dan hanya tertuju pada insting Anda saja. Kepercayaan berlebih terhadap kemampuan Anda justru menjadikan penilaian yang kurang akurat dan keputusan yang tidak rasional. 

Baca Selengkapnya :   5 Tips Mengatur Keuangan Agar Tabungan Terus Bertambah!

Catat baik-baik untuk para HR. Anda sebagai HR bukannya 100% harus mengabaikan intuisi Anda selama mewawancarai kandidat. Tentu saja itu sangat diperbolehkan, hanya saja jangan terlalu bergantung di satu metode saja. Tanyakan pada diri sendiri kembali, kumpulkan lebih banyak data dan informasi, lakukan justifikasi pemikiran yang Anda miliki dengan bukti dan fakta yang kuat. Jadi, nantinya Anda tidak menyesal dalam mengambil keputusan. 

5. Beauty Bias 
Bias ini sudah tidak asing lagi di kalangan HR bukan? Hiring bias ini membuat HR lebih memilih kandidat yang dianggap menarik secara fisik, karena dikatakan lebih bahagia, lebih sosial dan sukses daripada orang yang dianggap kurang menarik. Jika Anda HR dan Anda seringkali menerapkan hiring bias ini, mulai hari ini ubah mindset Anda. Tidak ada salahnya untuk tetap berpikir bahwa kandidat yang menarik Anda utamakan, asalkan kemampuannya setara dengan kandidat yang menurut Anda kurang menarik. 

Ibaratnya, apa gunanya Anda menerima kandidat yang hanya menarik secara fisik tetapi kemampuan dan keahliannya tidak dapat memenuhi standar perusahaan? Bukankah itu malah membawa kerunyaman dalam pekerjaan dan menyusahkan? Maka dari itu, Anda tidak hanya dianjurkan berfokus pada fisik yang menarik, tetapi Anda juga harus fokus dengan menilai aspek-aspek seperti kualifikasi, keterampilan dan kepribadian yang sangat relevan dengan posisi yang dibuka. 

6. Conformity Bias 
Bias ini timbul sebagai akibat terpengaruh pendapat atau keputusan mayoritas, bahkan ketika tidak sejalan dengan perspektif ataupun pandangan Anda. Jadi, Anda sebagai HR hanya mengikuti keputusan yang diambil oleh tim Anda tanpa menyuarakan evaluasi independen terhadap kualifikasi kandidat. Misalnya, dari 6 orang tim perekrut, 5 diantaranya memilih kandidat B, sedangkan Anda sendiri memilih kandidat A. Tapi, karena Anda berdiri sendiri, Anda terpengaruh untuk memilih kandidat B, padahal sebenarnya Anda yakin kandidat A lebih baik dari B. 

Tips Meminimalisir Hiring Bias 

Bias dalam proses rekrutmen menjadi sangat sulit untuk dihilangkan secara seratus persen. Walau demikian, Anda bisa meminimalisir sebaik mungkin demi terjaganya kualitas dan hasil rekrutmen karyawan yang menjanjikan. 

Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda terapkan sebagai HR: 

1. Berikan tes keterampilan 
Tes ini menjadi tolok ukur bagi HR untuk mengetahui gambaran sebaik apa mereka dalam bekerja, apakah cocok mengemban tanggung jawab yang nantinya diberikan beserta dengan kecocokan gaya bekerja dengan proses kerja perusahaan Anda. 

Baca Selengkapnya :   3 Langkah Mudah Menghadapi Tes CPNS!

2. Lakukan blind hiring 
Blind hiring bisa Anda lakukan ketika melakukan screening CV, jadi perekrut akan diberikan CV tanpa foto kandidat, pendidikan dan identitas demografis lainnya. HR hanya bisa membaca pengalaman dan keterampilan dari kandidat. Bahkan, tidak jarang sekarang HR yang melakukan wawancara hanya via telepon untuk mengurangi proses rekrutmen yang bias. 

3. Terapkan metode DEI 
DEI adalah Diversity, Equity, Inclusion, dimana ketiga komponen ini setidaknya membantu Anda melakukan proses rekrutmen yang terbebas dari diskriminasi. Proses rekrutmen Anda akan didasarkan oleh nilai keragaman, kesetaraan dan rasisme sehingga setiap kandidat yang mencalonkan diri mempunyai peluang yang sama untuk dipilih selama keterampilan, kemampuan dan pengalaman sesuai dengan kualifikasi dari perusahaan. 

4. Buat daftar peringkat kandidat berdasarkan skill dan pengalaman 
Melakukan shortlisting terhadap kandidat Anda menjadi hal paling tepat karena diurut berdasarkan kecocokan terhadap lowongan yang dibuka. Jadi, Anda sebagai HR akan menaruh kandidat dengan kualifikasi yang paling relevan dengan posisi di paling atas dan semakin ke bawah nomor urut Anda, maka artinya semakin tidak memenuhi kualifikasi. Jadi, dengan begitu kandidat yang lolos wawancara adalah mereka yang berada di beberapa peringkat atas karena kesesuaian terhadap kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan perusahaan Anda, bukan berdasarkan bias. 

Bias ini memang sudah menjadi sifat alami dari manusia. Akan tetapi, ketika ini terjadi dalam proses rekrutmen perusahaan, tentunya akan membawa ketidakadilan dan menghalangi kesuksesan perusahaan. Bias ini akan mempengaruhi penilaian yang tidak adil terhadap calon karyawan karena didasarkan pada pendapat, kesan pertama, perasaan, pakaian, background, aksen hingga pendidikan saat membuat keputusan. Pandangan ini membuahkan hasil yang terlalu positif atau negatif tanpa mencerna informasi secara objektif.

Oleh karena itu, para HR wajib mengatasi bias ini untuk meningkatkan proses rekrutmen yang profesional dan bertindak adil. Dengan kesadaran para HR bahwa hiring bias itu membawa dampak buruk bagi kesuksesan dan kelancaran proses bekerja perusahaan, maka dapat dipastikan bahwa proses seleksi akan membawakan hasil memuaskan. Hasil itu berupa kandidat terbaik yang didasari oleh kualifikasi dan potensi serta keahlian, bukan atas faktor yang terpengaruh oleh bias. 

Reference: 

Daftar Isi

Jangan Lewatkan Kesempatan Menjadi Reseller Kami!

Bergabung sekarang dan nikmati keuntungannya!