Manajemen kinerja menjadi proses krusial yang bisa diimplementasikan oleh perusahaan. Mengapa demikian? Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan untuk mengembangkan SDM. Maka dari itu, perusahaan membutuhkan proses manajemen kerja untuk membantu dalam pelatihan, pengembangan bakat dan meningkatkan hubungan dengan pihak internal (manajer).
Dalam artikel ini tersedia semua informasi yang perlu Anda ketahui tentang mengelola setiap tahapan dari proses manajemen kinerja sehingga Anda dapat mempersiapkan perusahaan Anda untuk meraih perbaikan, peningkatan dan kesuksesan di masa depan.
Daftar Isi
ToggleApa itu sistem manajemen kinerja?
Sistem manajemen kinerja adalah suatu proses berkelanjutan yang dirancang untuk mengelola,merencanakan, menetapkan dan meninjau tujuan karyawan, sasaran jangka panjang dan dampak keseluruhan terhadap perusahaan.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Armstrong (2006:1), manajemen kinerja menjadi proses yang dijalankan secara sistematis dalam meningkatkan kinerja organisasi dengan dukungan pengembangan kinerja baik oleh individu maupun kelompok. Dengan kata lain, manajemen kerja harus dijadikan sebagai fokus utama perusahaan agar perencanaan dan peningkatan kerja terus berkembang dan meningkat dari waktu ke waktu.
Manfaat sistem manajemen kinerja
1. Meningkatkan engagement karyawan: Membantu dalam meningkatkan keterampilan melalui pelatihan dan pengembangan dengan tepat
2. Meningkatnya retensi: Karyawan akan bekerja lebih baik ketika diberikan umpan balik dan dukungan secara rutin terkait pengembangan keterampilan mereka
3. Membangun hubungan kerja yang lebih baik: Melalui penilaian yang diadakan secara rutin dapat membantu mengembangkan kepercayaan antara manajer Anda dan tim
4. Indikator keberhasilan perusahaan yang lebih baik: Meyelaraskan tujuan kerja dengan siklus kinerja yang efisien dan bekerja menuju tujuan yang sama
Komponen manajemen kinerja
Tolak ukur keberhasilan suatu manajemen kinerja harus mencakup komponen sebagai berikut:
1. Mengadakan pelatihan dan pendidikan secara berkelanjutan sesuai kebutuhan perusahaan
2. Memberikan pembinaan, evaluasi dan umpan balik yang berkelanjutan
3. Mengadakan diskusi secara rutin terkait pengembangan kinerja karyawan
4. Memberikan peluang untuk pengembangan karir (kenaikan jabatan, memberikan promosi karir)
5. Mengadakan perencanaan terkait persyaratan dan standardisasi kinerja terkait pencapaian, hasil dan hubungan karyawan dengan manajer
6. Mengadakan sistem penilaian yang efektif dan efisien dengan pemberiaan penghargaan (rewarding) kepada karyawan atas kontribusi yang diberikan
7. Merancang pertemuan rutin dalam rangka membahas dan mengetahui kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada sehingga tetap berada di jalur yang sama.
Tahapan sistem manajemen kinerja
Adapun tahapan dalam sistem manajemen kinerja didasarkan pada 4 pilar utama, yaitu:
1. Fase perencanaan (planning)
Di tahap ini, manajemen terlebih dahulu merancang tujuan apa yang ingin dicapai dengan menetapkan harapan dan pengembangan strategis. Sasaran dapat ditetapkan dengan menggunakan metode SMART (Specific, Measureable, Achievable, Relevant and Time-Bound) kemudian menentukan tujuan khusus, target kinerja dan memperjelas dampaknya terhadap seluruh tim melalui komunikasi yang efektif
2. Fase meninjau (monitoring)
Fase ini menjadi fase berdiskusi manajemen dengan karyawan terkait rencana kerja. Ketika ditemukan suatu permasalahan, perusahaan dapat memecahkan masalah sehingga tetap terkendali sesuai dengan jalurnya.
3. Fase memeriksa (checking)
Fase ini mirip dengan fase meninjau (monitoring). Hanya saja ketika melakukan pemeriksaan, yang menjadi fokusnya yaitu sesi checking yang spesifik dan singkat untuk melihat kemajuan karyawan dan mengetahui ketika mereka membutuhkan dukungan
4.Fase apresiasi (rewarding)
Tidak ada yang lebih baik daripada memberikan apresiasi atau motivasi kepada karyawan. Ini menjadi bentuk menghargai karyawan atas upaya dan pencapaian mereka, sehingga mereka tahu bahwa bakat mereka dihargai sekaligus menjadi pendorong dalam berkinerja lebih baik
Reference