fbpx

Pengertian Inflasi ringan

Bagikan artikel ini

inflasi ringan adalah

Pengertian Inflasi Ringan adalah salah satu jenis atau kriteria inflasi. Inflasi ringan adalah inflasi yang terjadi pada kisaran di bawah 10%.

Istilah lain untuk inflasi ringan adalah inflasi merayap atau inflasi rendah. Jenis inflasi ini dalam bahasa Inggris adalah creeping inflation.

Jadi, pengertian inflasi ringan adalah laju inflasi yang rendah dalam satu tahun, yaitu tidak lebih dari 10%. Ciri-ciri inflasi ringan adalah adanya kenaikan harga yang sangat lambat dan sangat lama.

Inflasi ringan ini merupakan salah satu jenis inflasi berdasarkan tingkat inflasinya. Jadi, ini adalah inflasi yang paling rendah, yang masih bisa dikendalikan.

Selain inflasi ringan, ada pula inflasi sedang, inflasi berat, dan inflasi sangat berat. Secara sederhana tingkatan inflasi adalah sebagai berikut:

  1. Inflasi Ringan (Creeping Inflation) kurang dari 10% dalam satu tahun.
  2. Inflasi Sedang (Galloping Inflation) 10% – 30% dalam satu tahun.
  3. Inflasi Berat (High Inflation) 30%-100% dalam satu tahun.
  4. Inflasi sangat Berat (Hyperinflation) lebih dari 100% dalam satu tahun.

Persentase di atas, merupakan kenaikan harga. Kembali ke pengertian inflasi. Inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai naiknya harga barang dan turunnya nilai mata uang.  Secara lebih sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang.

Baca Selengkapnya :   5 Pekerjaan untuk Jurusan IPS yang Naik Daun di 2020

Contoh sederhana bisa menggunakan harga beras. Jika pada awal tahun harga beras 10.000 per kilogram, kemudian di tahun berikutnya harga beras yang sama menjadi 10.500 rupiah atau 11.000 rupiah per kilogram, berarti inflasinya adalah inflasi ringan.

Jika dalam atu tahun harga beras menjadi 13.000 rupiah, berarti ini sudah masuk kategori inflasi sedang. Sementara jika tahun berikutnya harga beras yang awalnya 10.000 rupiah per kilogram menjadi 20.000 rupiah per kilogramnya, maka itu sudah tersmasuk inflasi berat.

Inflasi sangat berat jika harga beras yang awalnya 10.000 menjadi 25.000 rupiah per kilogramnya.

Secara sederhana penggambaran inflasi ringan hingga inflasi sangat berat seperti itu.

Lalu apa yang menyebabkan adanya inflasi ringan dan inflasi-inflasi yang lainnya tersebut? Ada beberapa penyebab terjadinya inflasi.

  1. Meningkatnya Jumlah Permintaan
  2. Meningkatnya Biaya Produksi
  3. Peredaran Mata Uang

Jumlah permintaan yang meningkat bukan semata-mata karena adanya peningkatan kebutuhan, bisa saja karena adanya jumlah produksi yang terbatas. Hal ini mengakibatkan kelangkaan, maka terjadilah kenaikan harga, terjadilah inflasi.

Baca Selengkapnya :   Ingin Masa Depan Terjamin? Ini 5 Pilihan Investasi Jangka Panjang Terbaik

Biaya produksi yang meningkat, tentu akan menaikkan harga barang agar produsen tetap mendapatkan laba. Meningkatnya harga barang inilah yang disebut dengan inflasi.

Peredaran mata uang yang berlebihan dan tidak terkontrol juga mengakibatkan terjadinya inflasi. Hal ini karena jika mata uang sebuah negara jumlahnya terlalu banya, maka nilainya juga akan menyusut. Orang sudah terlalu banyak uang, maka harga yang ditawarkan juga akan naik. Toh dijual dengan harga berapapun bisa dibeli, karena uangnya banyak.

Dampak Inflasi

Inflasi memiliki cukup banyak dampak bagi perekonomian suatu negara, bergantung pada ringan, sedang atau inflasi berat. Dampaknya juga memiliki tingkatnya sendiri-sendiri..

Inflasi dapat menggerus daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat menurun, maka orang akan lebih irit berbelanja. Akan lebih banyak uang yang disimpan. Sementara perekonomian bergerak jika ada perputaran uang. Masing-masing orang akan mendapatkan laba. Sementara jika uang diendapkan, kegiatan ekonomi akan melambat.

Inflasi juga berpengaruh dan merugikan konsumen karena gaji atau penghasilan menjadi stagnan, tetapi biaya pengeluaran atau belanja membengkak karena kenaikan harga barang atau jasa yang menjadi kebutuhan utama.

Baca Selengkapnya :   Pengertian Perencanaan Produksi

Inflasi juga bisa memengaruhi minat orang menabung di bank. Hal ini disebabkan karena bunga simpanan tabungan menjadi kecil karena tergerus inflasi. Belum lagi, menabung di bank juga mengeluarkan biaya administrasi setiap bulan, sehingga bunga yang diperoleh nasabah semakin minim.

Lebih jauh, inflasi dapat mempengaruhi kestabilan mata uang suatu negara. Kestabilan kurs mata uang mengandung dua aspek, yakni kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Kondisi inflasi pun bisa mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit, karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar.

Dampak ekonomi ini, jika terlalu parah bisa berdampak pula pada politik, sosial, dan kemanan suatu negara.

Maka, inflasi harus dikendalikan. Selama inflasi masih bisa dikendalikan apalagi dalam jenis inflasi ringan. Dampak yang ditimbulkan masih bisa dikendalikan. Masing-masing orang juga bisa menyesuaikan diri sehingga kebutuhan ekonomi tetap terpenuhi.

Informasi tentang nilai Inflasi di Indonesia dapat diakses disini

Daftar Isi

Jangan Lewatkan Kesempatan Menjadi Reseller Kami!

Bergabung sekarang dan nikmati keuntungannya!