Dalam dunia kerja yang baru, manusia ditantang untuk kembali memikirkan kemampuan mereka. Generasi pekerja yang baru, memaksa bisnis untuk menyusun strategi baru yang dapat menciptakan hubungan kerja yang lebih personal, antara pemberi kerja dan para karyawan, serta pendekatan yang lebih otomatis untuk tugas-tugas rutin.
Berikut ini adalah lima keterampilan yang awalnya diremehkan, yang justru harus dimanfaatkan oleh para HRD profesional untuk menciptakan pengalaman yang lebih menarik bagi para karyawan maupun calon tenaga kerja.
Seni Mendongeng yang Otentik
Komunikasi adalah sebuah keterampilan yang diremehkan atau tidak ternilai. Kemampuan ini akan tetap menjadi prioritas di setiap generaasi di tempat kerja, terlepas pada industri, budya, dan mentalitasnya. Bererita tidak hanya mendorong bakat baru ke bisnis tetapi juga menghubungkan karyawan sat ini dengan brand. HRD perlu memanfaatkan kemampuan mereka untuk mengartikulasikan nilai perusahan kepada calon tenaga kerja, memperkuat kepada karyawan, dan mempromosikan bisnis kepada masyarakat.
Selanjutnya bergantung pada bagian HRD, bagaiman cara menarik dan merekrut orang yang bertalenta di bidang ini. Bisa dengan dengan menciptakan pengalaman kerja yang lebih personal. Mereka dapat memainkan peran yang terintegrasi dalam perusahan. Karena bagian HRD adalah titik kontak pertama dalam sebuah bisnis.
Sebuah bisnis, juga memprioritaskan tanggung jawab sosial. Maka, jika sumber daya manusia dalam perusahaan juga harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat luas agar memberikan kesan positif dan menjadi konsumen yang loyal.
Mendongeng atau bercerita yang baik, tidak lagi terbatas pada pemasaran dan calon klien. Bercerita yang baik saat ini juga digunakan untuk mengomunikasikan perubahan, berbagi visi, misi, dan budaya serta untuk program pelatihan dan pengembangan. Saat karyawaan yang ada sudah memahami kisah dan filosofi sebuah brand, mereka akan dapat mengomunikasikan secara efektif kepada orang lain.
Pengetahuan Tentang Memanfatkan Kreativitas
Tidak mengherankan, jika ada perubahan besar di lingkungan kerja saat generasi baru mengambil alih. Generasi milenial saat ini merupakan generasi terbesar dalam angkatan kerja. Saat generasi baby boomer sudah keluar, digantikan oleh generasi milenial, maka tradisi dan kebiasaan di tempat kerja juga akan berubah.
Untuk beradaptasi dengan perubahan yang signifikan ini, sebuah bisnis dipaksa untuk memikirkan kembali tunjangan bagi karyawan, terutama tunjangan jaminan kesehatan. Berdasarkan penelitian, 12% pekerja minggalkan pekerjaan mereka karena gaji, tapi angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang meninggalkan pekerjaan karena tunjangan, yaitu sebesar 43%.
Hal yang membuat generasi baru ini nyaman juga adalah kegiatan yang berpusat pada komunitas, menjamin pengembangan diri dan kenyamanan. Nilai-nilai tradisional tidak lagi menarik bagi karyawan saat ini. Sumber daya manusia saat ini memasuki mentalitas startup, jadi yang menarik adalah tempat kerja yang menyenangkan, interaktif, mendorong adanya persaingan yang sehat, dan komitmen dalam pengembangan diri.
Kemampuan untuk Membina Karyawan Secara Efektif
Orang berkeinginan untuk bekerja pada perusahaan yang melakukan pengembangan berkelanjutan. Yang sering terabaikan adalah karyawan merupakan tulang punggung perusahaan. Perusahaan yang mewujudkan budaya pembinaan dan pemberdayaan karyawannya untuk berinovasi dan tumbuh menjadi pemimpin.
Pembinanan dalam bisnis sering berkonotasi negatif, padahal tujuan sebenarnya adalah mengembangkan potensi karyawan secara penuh. Lebih dari 50% karyawan berharap mendapatkan saran dan masukan dari manager. Maka dari itu, HRD dapat berkolaborasi dengan bagian lain untuk mengembangkan mereka agar menjadi pelatih yang otentik, pendengar yang baik, serta pemimpin yang mumpuni.
Untuk memanfaatkan keterampilan yang diremehkan ini, sebaiknya HRD perlu memberikan pembinaan di semua tingkatan dan semua bidang bisnis, sehingga dapat mendorong dan mempraktikkan akuntabilitas antar departemen.
Formula Anti Bodoh untuk Menciptakan Tempat Kerja yang Bertumpu pada Keberagaman
Tempat kerja saat ini lebih beragam, dengan berbagai macam orang dengan latar belakang yang bervariasi. Mereka semua berkumpul dalam satu atap. Perpaduan dengan berbagai macam gender, kebangsaan, budaya, agama, pandangan hidup, mengharuskan perusahaan untuk menghormati semua itu.
Domain yang jarang dipetakan ini mengakibatkan bisnis kehilangan talenta terbaik, sekaligus menodai reputasi bisnisn. HRD harus berusha untuk membuat dan menjalankan strategi yang sangat mduah bagi semua orang untuk bersatu dan membangun budaya keberagaman. Stretegi yang berhasil menjembatani kesenjangan bukan lagi dipandang sebagi penghalang, namu sebagai sesuatu yang justru menyatukan.
Tetap Terhubung dan Menerapkan Teknologi
Tidak aneh, jika teknologi perlahan mulai mengambil alih bisnis. Sistem dan teknologi berkembang sangat pesat, sehingga mengharuskan bisnis untuk mengikutinya. Jika tidak maka akan tertinggal dalam persaingan yang sangat ketat. Perusahaan yang mengandalkan teknologi lama dan tidak memperbarui teknologinya akan tertinggal karena mengalami gangguan alur kerja, penurunan produktivits, dan tingkat respons yang lambat terhadap kebutuhan organisasi.
SDM sebagai kekutan pendorong di balik pelatihan dan pengembangan karyawan merea, sangat penting bagi mereka untuk tetap menjadi yang terdepan bagi mereka dalam memanfaatkan teknologi terbaru. Mereka dapat mempelajari proses, strategi, dan sistem baru untuk menjaga agar perusahaan selalu berada pada posisi terdepan. Sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan harus selalu mengikuti tren terbaru, melatih karyawan dengan cepat, dan mudah sehingga dapat menjaga perusahaan tetap kompetitif.
