April Mop atau April Fool’s Day menurut wikipedia adalah hari dimana orang pada hari itu dianggap boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain tanpa dianggap bersalah. Jadi kita bisa bikin pranks dalam sehari tersebut dimana akan diakhiri dengan tawa dari semua orang.
Sepertinya di dunia aplikasi mobile pun banyak ada aplikasi prank, seperti beberapa saat ini saya melihat-lihat aplikasi apps lock berbasis pengenalan wajah, jadi sebuah apps yang memiliki kemampuan mengunci aplikasi dari akses orang lain yang tidak berkepentingan dan hanya dapat terbuka bila apps scan wajah pengguna dan sesuai dengan sampel yang tersimpan. Tapi aplikasi ini hanya prank, lelucon saja, sebenarnya ada trik lain untuk membuka kunci tersebut, dan kemampuan pengenalan wajah itu tidak lebih dari lelucon sehingga tampak keren dan canggih.
Setiap aplikasi prank tersebut memiliki judul dengan imbuhan prank dibelakangnya. Tentunya masih saja ada yang tertipu bahkan mengumpat kalau aplikasi tersebut tidak berguna, padahal jelas-jelas ada tulisan prank, “just for fun” pada keterangan apps tersebut.
Namun bagaimana bila apps tersebut adalah aplikasi absensi mobile, yang menyatakan memiliki kemampuan keamanan biometrik untuk mencegah titip absensi dilakukan. Sebuah aplikasi serius dan merupakan manajemen absensi yang di branding khusus, dan memiliki pricing per user yang lumayan wow. Namun tidak nampak memiliki kemampuan keamanan pencegahan buddy punching ketika record absensinya.
Apakah mungkin aplikasi tersebut bisa disebut sebagai prank apps? jawabnya mungkin saja, atau mungkin aplikasi tersebut mengenali wajah, cocok dan tidak cocok dengan sample enrollment nya di server side? Lalu apakah kecurangan dapat dicegah sebelumnya, sebelum data masuk server? Dan seberapa sering serta kapan server side prosedur akan melakukan cek terhadap foto yang dikirimkan ke server untuk dicocokkan dan dilakukian pengenalan wajah?
Semoga saja SmartPresence Absensi Onlinenya tidak akan menjadi aplikasi prank, tentu saja sangat lucu namun sedari awal kami tidak pernah punya niatan sepeti itu. Aplikasi DataCapture benar-benar melakukan sinkronisasi sample wajah dan bersifat terdistribusi, sehingga dalam keadaan mode hybrid misal dalam keadaan offline pun proses absensi tetap dengan kemampuan biometrik wajah, mencocokan template sample dengan foto wajah yang diekstrak menjadi kode secara realtime, namanya saja aplikasi absensi biometrik pencegah buddy punching, ya sebaiknya aplikasi tersebut memang punya kemampuan pencegahan di saat rekam absensi dilakukan, buka setelahnya, apalagi hanya dilakukan ketika di request. Sepertinya keburu jadi masalah data absensinya dan keburu males yang ngurusinnya. So, semoga di bulan april ini, tidak ada teman-teman di departemen HR atau pimpinan perusahaan yang salah menentukan pilihan sistem kehadiran online untuk perusahaan dan organisasinya. Sekian dan terimakasih.