Apa jadinya ketika masa cuti karyawan tiba dan tidak ada lagi karyawan yang tersisa di kantor untuk melakukan operasional perusahaan? Alih – alih ingin menjadi perusahaan yang baik karena memberikan hak karyawan, perusahaan malah bisa merugi. Sesuai peraturan pemerintah yang diatur pada UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan disana diatur tentang cuti tahunan. Banyak karyawan akan memanfaatkan cuti tahunan ini pada periode – periode hari libur, seperti akhir pekan, tanggal kejepit, atau pada libur hari raya yang artinya libur panjang bagi karyawan.
Bagi karyawan, cuti adalah hak untuk mereka. Akan tetapi operasional perusahaan juga merupakan hal yang sangat penting demi layanan perusahaan tetap berjalan maksimal. Ketika kedua hal tersebut bertemu permasalahan akan timbul, dilema antara kedua hal tersebut harus disikapi dengan bijak, baik anda sebagai pemilik perusahaan maupun karyawan yang menjalankan operasional perusahaan harus mendapatkan haknya.
Ketika hal itu terjadi, pengelolaan dalam mengatur cuti karyawan menjadi sangat penting.
Berikut ini tips untuk mengelola cuti karyawan tanpa harus merugikan karyawan dan perusahaan.
Daftar Isi
ToggleMembuat jadwal cuti
Membuatkan jadwal cuti untuk karyawan menjadi salah satu solusi, bukan bermaksud untuk membatasi cuti karyawan, tetapi ini adalah salah satu solusi agar karyawan tidak mengambil cuti secara berbarengan. Mungkin hal ini akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi karyawan karena mereka tidak dapat mengambil hari cuti yang diinginkan, namun hal ini masih bisa disiasati dengan banyak cara selama karyawan tetap memberikan kinerja maksimal bagi perusahaan.
Memberikan Workload
Memberikan pekerjaan lebih ketika di hari kerja biasa menjadi sebuah solusi juga, agar ketika masa cuti tiba load pekerjaan tidak terlalu banyak, bahkan sudah tidak ada. Jadi karyawan tenang saat cuti tanpa ada beban pekerjaan lagi.
Menjalankan sistem kerja remote
Memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada karyawan yang sedang cuti bukanlah menjadi solusi yang solutif, tetapi hal ini tidak ada salahnya untuk dicoba ketika pekerjaan tersebut tidak bisa ditunda lagi. Sistem kerja remote bisa diterapkan untuk beberapa pekerjaan yang tidak perlu benar-benar hadir secara fisik di perusahaan. Karyawan bisa mengumpulkan hasil pekerjaannya pada layanan cloud yang digunakan bersama untuk ditinjau oleh atasan. Selama memenuhi target kerja yang ditentukan, tidak akan timbul masalah. Namun yang perlu diingat, volume kerja yang diberikan pada sistem ini tidak bisa disamakan dengan volume kerja hari efektif. Diasumsikan, karyawan yang bekerja remote sedang tidak dalam hari kerja efektif dan dapat memberikan kontribusi maksimalnya.
Pengelolaan yang bijak dan benar dengan teknologi
Satu hal yang pasti dari cuti demi tetap berjalannya operasional perusahaan adalah pengelolaan yang cermat dan terhitung. Metode apapun yang digunakan harus didasarkan pada perhitungan cermat tentang jumlah volume kerja, kapasitas kerja karyawan, dan standar kerja minimal yang harus diberikan setiap harinya. Ketika setiap variabel ini dipenuhi, maka hal tersebut tidak akan memberikan dampak negatif untuk perusahaan secara umum.
Kini, sudah banyak untuk membantu Anda mengelola cuti. Pengajuan cuti tidak lagi harus melalui formulir fisik yang diajukan ke bagian HR, ditinjau waktu dan jadwalnya, ditinjau jumlah pekerja yang mengajukan cuti pada tanggal tersebut, dan sebagainya. Otomatisasi layanan dan pengelolaan cuti yang kini hadir benar-benar dapat mempermudah pengelolaan cuti oleh perusahaan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.
Layanan yang sangat dapat diandalkan adalah SmartPresence selain menawarkan sistem absensi SmartPresence juga dilengkapi dengan fitur pengelolaan cuti yang dapat dimanfaatkan oleh HR untuk efisiensi waktu dan sumber daya dalam mengurus absensi dan segala administrasi karyawan. Layanan ini juga fleksibel yang bisa di sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan anda. Segera gunakan SmartPresence dan nikmati segala kemudahannya.